Minggu, 22 Juni 2014

Soal Kimia Analitik



TUGAS MANDIRI
KIMIA ANALITIK
(PAKI4326)


PETUNJUK: UNTUK SOAL NOMOR   1  SAMPAI  50, PILIHLAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT!

1.   Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari
A.   analisis konstituen dalam berbagai sampel.
B.   penerapan cara analisis dari cabang ilmu kimia yang lain.
C.   pengoperasian berbagai peralatan untuk analisis konstituen.
D.   metode dan prosedur untuk menentukan susunan dan komposisi suatu bahan yang tak diketahui.

2.   Analisis konstituen dalam produk industri tertentu merupakan analisis yang bertujuan
A.   kualitatif.
B.   kuantitatif.
C.   kualitatif preparatif.
D.   kuantitatif preparatif.
     
3.   Analisis kuantitatif dengan berat sampel sebesar 80 mg disebut analisis
A.   makro.
B.   semi mikro.
C.   mikro.
D.   ultra mikro.

4.   Massa atom relatif suatu unsur adalah
A.   massa N buah atom (N = bilangan Avogadro) dari unsur tersebut.
B.   massa atom tersebut relatif terhadap unsur lain yang ditentukan.
C.   massa atom tersebut relatif terhadap atom C12.
D.   massa  1 atom tersebut relatif terhadap atom C12.

5.   Massa molekul relatif merupakan
A.   massa molekul tersebut relatif terhadap massa atom C12.
B.   massa 1 molekul suatu senyawa.
C.   massa total dari massa atom penyusun molekul tersebut.
D.   massa 1 molekul relatif terhadap atom C12.

6.   Massa 1 mol senyawa (NH4)2 CO3 adalah
A.   86 g/mol.
B.   96 g/mol.
C.   98 g/mol.
D.   108 g/mol.
7.   Larutan 1 molar suatu zat adalah larutan yang mengandung
A.   1 gram zat tersebut, tiap 1 liter larutan.
B.   1 mol zat tersebut, tiap 1 liter larutan.
C.   1 kg zat tersebut, tiap 1 liter larutan.
D.   1 mg zat tersebut, tiap 100 liter larutan.

8.   Larutan 1 normal suatu zat adalah larutan yang mengandung
A.   1 mol zat tersebut, tiap 1 liter larutan.
B.   1 gram zat tersebut, tiap 1 liter larutan.
C.   1 ekivalen zat pereaksi  tiap 1 liter larutan.
D.   sejumlah berat ekivalen zat pereaksi.

9.   Berat ekivalen suatu zat adalah
A.   berat 1 mol ekivalen tersebut.
B.   berat zat tiap 1 ekivalen suatu reaksi.
C.   berat 1 molekul, ekivalen dengan  1 molekul lain yang ditentukan.
D.   berat zat yang ada dalam larutan 1 normal.

10.   Diketahui suatu reaksi redoks :
           3C2O42- + Cr2O72-  + 14H+ 2Cr3+ + 6CO2 + 7H2O.
               Jika diketahui Mr K2Cr2O7 = 294,2, maka berat ekivalen K2Cr2O7 adalah
A.   40,03 g/ek.
B.   41,06 g/ek.
C.   43,07 g/ek.
D.   49,03 g/ek.

11.   Larutan 1 molal suatu zat adalah larutan yang mengadung
A.   satu mol zat tiap 1000 g pelarut.
B.   satu gram zat tiap 1000 g pelarut.
C.   satu mol zat tiap 1000 g larutan.
D.   satu gram zat tiap 1000 g larutan.

12.   Satuan konsentrasi larutan bpj atau ppm adalah
A.   banyaknya g zat terlarut tiap 1000 g larutan.
B.   banyaknya mg zat terlarut tiap 1000 g larutan.
C.   banyaknya mg zat  tiap 1000 mol larutan.
D.   banyaknya mg zat terlarut tiap 100 mol larutan.

13.   Hitung normalitas larutan Nikel Nitrat yang dibuat dengan jalan melarutkan 2,00 g logam nikel murni ke dalam asam nitrat, dan mengencerkannya sampai 500 ml. Larutan nikel tersebut dititrasi dengan KCN, menurut reaksi berikut: Ni2+  + 4CN- Ni(CN)42- serta diketahui Ar Ni = 58,70
A.   0,036 ek/l.
B.   0,056 ek/l.
C.   0,108 ek/l.
D.   0,136 ek/l.

14.   Kesetimbangan kelarutan adalah
A.   kesetimbangan antara ion-ion dalam larutan dalam hubungannya dengan proses pengendapan.
B.   kesetimbangan antara ion-ion dalam larutan dengan fasa padatnya yang terjadi pada kondisi lewat jenuh.
C.   kesetimbangan dissosiasi senyawa padat menjadi ion-ionnya.
D.   dissosiasi senyawa endapan, membentuk ion-ion yang dapat mencapai kesetimbangan.

15.   Perak dalam sebuah larutan diendapkan dengan penambahan ion klorida. Volume akhir larutan 500 ml. Berapakah seharusnya konsentrasi Cl-, agar larutan tetap pada kondisi   larutan    jenuh,    jika banyaknya ion
        Ag+ = 0,1 mg?
               Ksp AgCl = 1,0  x 10-10
                              Mr AgCl = 107,9
A.   [Cl-] = 4,3 x 10-5 M.
B.   [Cl-] = 5,3 x 10-5 M.
C.   [Cl-] = 6,3 x 10-5 M.
D.   [Cl-] = 7,3 x 10-5 M.

16.   Hitung pH sebuah larutan asam asetat yang konsentrasinya 3 mg dalam 1 ml larutan.
        Ka asam asetat = Ka CH3COOH = 1,8 x 10-5
                              Mr CH3COOH = 60
A.   pH = 2,96.
B.   pH = 3,02.
C.   pH = 3,05.
D.   pH = 3,60.

17.   Hitung pH larutan 1,10 M Natrium Asetat
               Ka CH3COOH = 1,8 x 10-5
A.   8,88.
B.   8,80.
C.   7,99.
D.   7,80.


18.   Larutan buffer adalah larutan yang mempunyai sifat
A.   mudah berubah pHnya, pada penambahan sedikti asam, basa, atau pengenceran.
B.   mudah berubah konsentrasinya pada penambahan sedikit asam, basa, atau pengenceran.
C.   tidak mudah berubah pHnya pada penambahan sedikit asam, basa, atau pengenceran.
D.   tidak mudah berubah konsentrasinya pada penambahan sedikit asam, basa, atau diencerkan.

19.   Hitung pH sebuah larutan yang dibuat dengan mencampurkan 50 ml 0,10M NH3  dan 50 ml 0,04 HCl. Kb untuk NH3  adalah 1,8 x 10-5
A.   pH = 9,04.
B.   pH = 9,24.
C.   pH = 9,44.
D.   pH = 9,54.

20.   Hitung perbandingan (komposisi) antara HOAc terhadap NaOAc dalam suatu larutan buffer yang pHnya = 5,05
               Diketahui Ka  HOAc  = 1,8 x 10-5
A.   0,29.
B.   0,32.
C.   0,41.
D.   0,49.

22.   1,0 mmol AgCl dilarutkan 500 ml amoniak. Konsentrasi NH3 tak terkompleks (konsentrasi akhir) adalah 0,10 M. Berapa konsentrasi Ag+ tak terkompleks dalam larutan.
               Diketahui :Tetapan stabilitas: Kf1 = 2,3 x 103                                                                                Kf2 =6,0 x 103    
A.   (Ag+) = 0,4 x 10-7 M.
B.   (Ag+) = 0,6 x 10-8 M.
C.   (Ag+) = 1,4 x 10-8 M.
D.   (Ag+) = 2,0 x 10-8 M.

23.   Hasil pengamatan dari analisis kualitatif dapat berupa terjadinya
A.   endapan, ledakan, gas.
B.   endapan, gas, perubahan warna.
C.   kristal, perubahan warna.
D.   kristal, gas.

24.   Tiga syarat pereaksi identifikasi kation adalah
A.   teliti, tepat spesifik.
B.   selektif, teliti, tepat.
C.   teliti, spesifik, selektif.
D.   sensitif, selektif, spesifik.

25.   Berdasarkan konvensi kelarutan garam-garam dalam air, maka tiga garam berikut merupakan garam yang tidak larut
A.   AgCl,  CaCl2, Hg I.
B.   AgCl, CaCO3, BaCrO4.
C.   Cu I, CaCl2, CaSO4.
D.   Ag I, AgCl, CaCl2.

26.   Ion Ag+ dengan pereaksi tertentu akan memberikan hasil reaksi berupa endapan dengan warna-warna tertentu. Garam-garam perak seperti : AgI, Ag2O, Ag2CrO4 berturut-turut mempunyai warna
A.   coklat, merah, kuning.
B.   merah, coklat, kuning.
C.   kuning, coklat, merah.
D.   merah, kuning, coklat.

27.   Pereaksi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi Cu(II) ialah H2S dan NaOH. Warna dan sifat endapan yang terbentuk berturut-turut dengan reagen tersebut adalah
A.   endapan hitam, larut dalam KCN, endapan biru, tak larut jika pereaksi berlebih.
B.   endapan merah, larut dalam HCl, endapan biru, larut jika pereaksi berlebih.
C.   endapan hitam, larut dalam HCl, endapan biru, tak larut jika pereaksi berlebih.
D.   endapan hitam, larut dalam KCN, endapan hitam, larut jika pereaksi berlebih.

28.   Pereaksi-pereaksi yang sesuai untuk mengidentifikasi kation Ag+  yang terdapat bersama-sama dengan ion Cu2+ di dalam larutan adalah
A.   gas H2S, HCl 0,3M, air panas, amoniak.
B.   HCl 0,3M, amoniak, air panas.
C.   HCl 1M, HCl 0,3 M, gas H2S.
D.   HCl 1 M, air panas, amoniak.

29.   Kelompok anion yang dapat menghasilkan gas pada saat sampel diperlakukan dengan asam klorida, atau asam sulfat encer antara lain
A.   karbonat, bikarbonat, fosfat.
B.   karbonat, sulfida, nitrit.
C.   bikarbonat, nitrat, perklorat.
D.   karbonat, hipoklorit, kromat.

30.   Tiga anion berikut, merupakan anion yang dapat mengalami reaksi redoks dalam larutan
A.   manganat, permanganat, kromat.
B.   iodida, permanganat, kromat.
C.   tiosulfat, kromat, dikromat.
D.   iodida, permanganat, tiosianat.

31.   Dalam suatu tabung reaksi terdapat campuran endapan CuS dan SnS. Untuk memisahkan keduanya, sebaiknya digunakan pereaksi
A.   HCl 0,3M.
B.   HCl 1M.
C.   Na2S.
D.   Amoniak.

32.   Dalam suatu tabung reaksi terdapat campuran kation Cu (II) dan Fe(III). Untuk memisahkan keduanya, sebaiknya digunakan pereaksi
A.   H2S suasana netral.
B.   H2S suasana 0,3 M HCl.
C.   NaOH berlebih.
D.   Amoniak berlebih.

33.   Prinsip dasar analisis secara gravimetri adalah
A.   analisis berdasarkan penimbangan analit yang diinginkan.
B.   analit diisolasi, kemudian diukur melalui penimbangan.
C.   analit diubah secara selektif menjadi bentuk endapan yang dilanjutkan dengan penimbangan.
D.   analit diubah secara selektif menjadi bentuk endapan, endapan dipijarkan, diakhiri penimbangan.

34.   Urutan langkah dalam analisis gravimetri adalah
A.   menyiapkan sampel, mengedapkan, menimbang, menghitung.
B.   menyiapkan larutan, mengendapkan, mencuci endapan, menimbang.
C.   menyiapkan larutan, mengendapkan, menyaring, mencuci, menimbang.
D.   pengendapan dengan larutan yang sesuai, menyaring, mencuci, memijarkan, menimbang.

36.   Suatu bijih dianalisis kandungan senyawa mangannya dengan jalan mengubah senyawa mangan dalam sampel menjadi Mn3O4. Dari sampel seberat 1,52 g, ternyata dapat menghasilkan Mn3O4 seberat 0,126 g. Berapa kadar senyawa Mn tersebut sebagai Mn2O3. MT Mn2O3 = 157,9     MT Mn3O4 =228,8
A.   6,58%.
B.   7,28%.
C.   8,58%.
D.   9,08%.

37.   Dalam sampel yang mengandung Ni dan Fe, ingin ditentukan kadar Nikelnya secara gravimetri. Maka reagen pengendap yang paling cocok adalah
A.   dimetil glioksim.
B.   oksin.
C.    nitroso -  naftol.
D.   cupferron.

38.   Berikut  merupakan 3 contoh perangkat utama alat titrasi asam-basa
A.   buret beserta kelengkapannya, pipet volum, labu erlenmeyer.
B.   buret beserta kelengkapannya, beaker glass, corong.
C.   buret beserta kelengkapannya, neraca analisis, labu ukur.
D.   buret, klem. statif.

39.   Pada saat praktikan menghentikan titrasinya karena melihat terjadinya perubahan warna indikator, maka kondisi ini dikatakan telah mencapai
A.   titik ekivalen titrasi.
B.   titik akhir titrasi.
C.   titik peralihan warna indikator.
D.   trayek perubahan warna indikator.


41.   Suatu larutan yang mengandung NaOH 4g dalam 200 ml, konsentrasinya adalah
                      (Ar  Na = 23,  O = 16, H = 1)
A.   0,005 M.
B.   0,05 M.
C.   0,5 M.
D.   1,0 M.

42.   Untuk membuat larutan standar primer H2C2O42H2O  0,1M sebanyak 100 ml, berapa gram Anda harus menimbang ?
                     MT H2C2O4  . 2H2O = 126
A.   126 g.
B.   12,6 g.
C.   1,26 g.
D.   0,126 g.

43.   Konsentrasi  HCl distandarisasi dengan 0,1876 g Na2CO3 dengan persamaan reaksi                   CO32- + 2H+         H2O + CO2
                              Jika dalam titrasi diperlukan 37,86 ml larutan HCl, hitung molaritas larutan HCl
                   (MT Na2CO3  = 105,99)
A.   0,0935 M.
B.   0,0725 M.
C.   0,0715 M.
D.   0,0695 M.

44.   0,4671g sampel yang mengandung Natrium bikarbonat dibuat larutan, kemudian dititrasi dengan larutan HCl 0,0935 M. Ternyata memerlukan tepat 40,72 ml HCl. Hitung kadar NaHCO3 (%) dalam sampel, bila
            MR NaHCO3 = 84,01
A.   50,74 %. 
B.   55,75 %.
C.   65,77 %.
D.   68,47 %.

45.   Atas dasar sifat senyawanya maka zat standar primer dapat diklasifikasikan
A.   zat standar primer asam, misalnya asam Oksalat .
B.   zat standar primer basa, misalnya K-Hidrogen - Oksalat.
C.   zat standar primer oksidator, misalnya MgO.
D.   zat standar reduktor, misalnya KIO3.
46.   Langkah utama perbuatan larutan standar primer adalah
A.   menimbang dengan teliti, melarutkan, mengencerkan, menghitung konsentrasi.
B.   mengencerkan, menghitung konsentrasi, distandarisasi dengan larutan baku lain.
C.   menimbang dengan teliti, mengencerkan, distandarisasi dengan larutan baku lain.
D.   menimbang dengan teliti, dikeringkan, dilarutkan, diencerkan, dihitung konsentrasinya.

47.   Pada dasarnya selama proses titrasi ada 4 peristiwa yang bisa diidentifikasi, yaitu
A.   titik awal, selama proses, titik ekivalen, titik akhir titrasi.
B.   titik awal, titik disekitar titik ekivalen, titik ekivalen, titik akhir titrasi.
C.   sebelum penambahan titrasi, sebelum titik ekivalen, pada titik ekivalen, setelah titik ekivalen.
D.   sebelum titik ekivalen, titik disekitar titik ekivalen, titik ekivalen, titik akhir tirasi.

48.   Limapuluh    mililiter   CH3COOH    0,01 M (Ka = 1,75 x 10-5) dititrasi dengan larutan NaOH 001M. pH larutan pada saat titik ekivalen adalah
A.   8,03.
B.   8,23.
C.   8,53.
D.   8,63.

50.   Indikator asam-basa adalah
A.   senyawa asam atau basa lemah organik, yang mengalami perubahan warna tergantung pada pH larutan.
B.   senyawa yang dalam bentuk ion mempunyai warna yang berbeda dengan bentuk molekulnya.
C.   senyawa yang dapat digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi.
D.   senyawa yang dapat digunakan untuk menentukan titik ekivalen titrasi.

PETUNJUK:  UNTUK SOAL NOMOR   51   SAMPAI   65,   PILIHLAH!
A.   JIKA 1) DAN 2) BENAR!
B.   JIKA 1) DAN 3) BENAR!
C.   JIKA 2) DAN 3) BENAR!
D.   JIKA 1), 2), DAN 3) SEMUANYA BENAR!    
51.   Analisis kuantitatif yang menghasilkan kesimpulan bahwa komponen yang dianalisis mempunyai konsentrasi minor adalah analisis komponen dengan kadar
1)   0,65%
2)   1,05%
3)   7,5%

52.   Contoh peranan kimia analitik dalam masalah pencemaran lingkungan adalah
1)   cara penggunaan, macam dan dosis pupuk yang tepat
2)   analisis kadar insektisida pada hasil pertanian
3)   analisis logam berat pada lingkungan perairan

53.   Tiga metoda analisis berikut merupakan analisis atas dasar pengukuran sifat fisikanya
1)   volumetri, gravimetri, absorpsimetri
2)   turbidimetri, spektrofotometri, polarimetri
3)   konduktometri, potensiometri, spektro-fotometri emisi

54.   Cara-cara berikut merupakan teknik analisis konvensional cara kering
1)   uji pemanasan, uji warna nyala
2)   peniupan nyala api, uji boraks
3)   uji gas yang timbul, uji organo leptis

55.   Pereaksi yang dapat membedakan kation Pb2+ (Gol. I) dengan Cu2+ (Gol. II) adalah amonia berlebih. Reaksi dalam pereaksi tersebut adalah
1)   Pb2+ membentuk endapan putih, tak ada reaksi dalam kelebihan pereaksi
2)   Cu2+ membentuk endapan biru, larut dalam kelebihan pereaksi
3)   Pb2+  membentuk endapan biru, tak ada reaksi dalam kelebihan pereaksi

56.   Pereaksi yang dapat membedakan kation Al3+ (Gol.III) dengan Sr2+ (Gol. IV) adalah amonia yang diberikan bertetes-tetes sampai berlebih. Reaksi terhadap pereaksi tersebut adalah
1)   Al3+ membentuk endapan putih Al(OH)3, yang tidak larut dalam kelebihan pereaksi
2)   Al3+ membentuk endapan putih Al(OH)3, larut dalam kelebihan pereaksi
3)   Sr2+  tidak bereaksi dengan amoniak

57.   Dua sifat berikut merupakan sifat spesifik dari ion Fe3+, yang dapat digunakan untuk identifikasi jika tercampur dengan kation lain, seperti Fe2+, Ni2+, Co2+
1)   dengan amonia membentuk endapan merah kecoklatan besi (III) hidroksida yang tidak larut dalam kelebihan pereaksi
2)   dengan amonia membentuk endapan merah kecoklatan besi (III) hidroksida yang larut dalam kelebihan pereaksi
3)   dengan larutan heksasiano ferat (II) memberikan endapat biru tua yang sangat spesifik

58.   Dua sifat berikut merupakan sifat yang benar untuk ion Barium
1)   garam klorida, nitrat dan karbonatnya larut dalam air
2)   dengan larutan amonium, tidak terbentuk endapan, karena kelarutannya besar
3)   dengan larutan amonium, karbonat membentuk endapan Barium karbonat berwarna putih, yang larut dalam asam mineral encer

59.   Dua sifat berikut merupakan sifat yang benar untuk ion kalium
1)   logam berwarna putih, lunak, dengan air reaksi eksplosit
2)   dengan Natrium heksa nitrokobaltat (III) memberikan endapan kuning, tidak larut dalam asam asetat encer
3)   dengan larutan asam perklorat, membentuk endapan berwarna putih sedikit larut dalam air

60.   3 anion berikut, merupakan anion yang dapat menghasilkan gas diperlakukan dengan asam
1)   HCO3-, S2O32-, NO2-
2)   CO32-, I-, CrO42-
3)   CO32-, Cl-, NO3-

61.   3 anion berikut, merupakan anion yang dapat menghasilkan endapan dalam larutan pada saat diidentifikasi
1)   CrO42-, Cr2O7-, PO43-
2)   SO42-, NO2-, S2-
3)   PO43-, SO42-, CrO42-

62.   Analisis gravimetri dapat diklasifikasikan menjadi
1)   analisis berdasarkan reaksinya dengan pengendap anorganik
2)   analisis berdasarkan reaksinya dengan pengendap organik
3)   analisis dengan menggunakan neraca termo

63.   2 contoh penetapan analit dari suatu bahan
1)   penentuan kolesterol dalam padi-padian
2)   penentuan kesadahan air
3)   penenuan laktosa dalam susu

64.   Contoh pengendap organik dalam analisis gravimetri adalah
1)   dimetil       glioksim, 8    hidroksikurmolin,   kupferon
2)   dimetil glioksim, etilendiamintetra asetat, kupferon
3)    Benzoin oksim, Benzidin,  Nitroso - naftol

65.   Tiga contoh zat yang kadarnya dapat ditentukan dengan titrasi asam-basa adalah
1)   penetapan kadar cuka perdagangan, analisis soda perdagangan
2)   analisis Nitrogen dalam protein
3)   analisis air sadah

2 komentar: